Gerd dan Asam Lambung, Apakah Sama?

Gerd didefinisikan sebagai suatu gangguan di mana pada dinding lambung mengalami refluks secara berulang-ulang ke dalam esofagus. Gerd atau juga dikenal dengan asam lambung, menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu tubuh sehingga dapat menimbulkan gejala khas. Gejala khas tersebut antara lain seperti heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih) serta gejala-gejala lain seperti regurgitasi (rasa asam dan pahit pada lidah), nyeri epigastrium, disfagia, dan odinofagia. Kandungan yang ada pada isi lambung yang menambah potensi daya rusak bahan refluksat di antaranya adalah asam lambung, pepsin, garam empedu, dan enzim pankreas. Dari pernyataan tersebut, yang memiliki potensi daya rusak paling tinggi adalah asam lambung. Asam lambung didefinisikan sebagai zat pelindung organ pencernaan yang dihasilkan oleh lambung. Sifatnya yang asam dapat merusak jaringan di luar lambung. Proses naiknya asam lambung melalui kerongkongan dan saluran napas atas karena kebiasaan yang tidak sehat.

Penyebab Gerd/Asam Lambung

Beberapa penyebab resiko terjadinya asam lambung telah dilakukan evaluasi pada populasi Asia-Pasifik. Beberapa diantaranya seperti usia lanjut, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, peningkatan indeks massa tubuh, mengonsumsi makanan berlemak, minum alkohol, merokok, dan berbaring setelah makan. Hal ini dapat memicu naiknya asam lambung dapat merusak pita suara dan jaringan di sekitarnya, dan penyakit ini sering dikenal sebagai LPR (laryngopharyngeal reflux). Selain itu, asam lambung dapat membantu pencernaan makanan dengan memecah protein dan lemak. Tentunya asam lambung juga membantu membunuh bakteri dan kuman yang masuk bersama makanan.

Penyakit gastritis sering terjadi terhadap seseorang yang memiliki pola makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang memicu asam lambung. Sehingga diperlukan adanya pencegahan asam lambung. Tingkat angka kejadian gastritis menurut WHO (2012), pada beberapa daerah yang ada di Indonesia terbilang cukup tinggi dengan jumlah mencapai 583,635 kasus gastritis dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi grastritis dan komplikasinya di daerah Asia, termasuk Indonesia, secara umum lebih rendah dibandingkan dengan negara bagian barat. Meski demikian, data terakhir menunjukkan bahwa prevalensinya semakin meningkat.

Pencegahan Gerd/Asam Lambung

Peradangan pada dinding lambung dapat menimbulkan berbagai gejala tidak nyaman. Penanganan serta penyembuhan bisa dilakukan secara mudah untuk mengatasi dan menjadi upaya dalam pencegahan asam lambung. Agar tidak semakin parah, pencegahan asam lambung dapat dilakukan dengan:

  • minum air putih kurang lebih 8 gelas/hari
  • melakukan istirahat yang cukup
  • kurangi kegiatan fisik yang berlebih
  • hindari makanan yang pedas dan panas
  • dengan mengontrol pola stres
  • pengaturan dan keteraturan pola makan setiap hari pada penderita gastritis
  • mengatur jadwal makan dengan baik
  • menghindari makanan berlemak tinggi, beralkohol, dan berkafein
  • penanganan farmakologis maupun non farmakologis untuk penderita gastritis

Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari pencegahan asam lambung atau gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kambuhnya gastritis. Penyembuhan gastritis memerlukan pengaturan makanan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Selain itu menyediakan variasi makanan juga sangat berpengaruh, karena menyediakan variasi makanan yang kurang menarik dapat menimbulkan kebosanan, sehingga mengurangi selera makan, dan pada remaja lebih sering memilih makanan cepat saji (Maulidiyah,2011).

Selain melakukan pencegahan asam lambung seperti yang disarankan, bisa dilakukan konsultasi kesehatan ke Klinik Arinta untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Buka WA
1
Silahkan Daftar
Arinta
Hallo! Apakah anda mau mendaftar?